27/08/2012

Seorang supir taksi

 Sebuah kisah tentang Seorang Supir Taksi yang menjadi jutawan karena rajinnya ia beribadah dan berdoa, Sehingga kita tahu betapa Maha Pemurah Allah kepada para hambanya yang rajin beribadah kepadanya. Mari kita baca kisah yang menginspirasi saya dari Ustadz Yusuf Mansur ini:

Ada seorang supir taksi. Lelaki yang masih bujangan itu tinggal bersama ibunya. Ia pria yang baik. Taat dan patuh. Baik kepada tuhannya, juga pada ibunya. Dia dan ibunya berkehidupan sederhana.Karena seperti yang anda tahu, gaji lelaki itu tidaklah banyak.


Sebut saja Wagiman. Ia bekerja setiap hari 'narik taksi', mengantarkan orang-orang ke tempat tujuannya. Meskipun ia selalu giat bekerja, gajinya yang hanya 400 ribu perbulan pun diberi sepenuhnya kepada ibunya. Semuanya loh...
"Ini, bu... Gaji saya bulan ini" Wagiman menyodorkan semua uang gajinya, bahkan uangnya itu masih ada di dalam amplop yang belum dibuka sama sekali.
"Loh, ini kamu kasih ke ibu semua??! lah bagian kamu mana? ibu dikasih sebagian saja tidak apa-apa kok, malahan kalo gak dikasih juga tidak apa-apa, lha wong, ini kan hasil jerih payahmu sendiri, tho?" sang ibu merasa tidak enak dengan anaknya.
"Sudah, bu. Ambil aja gak apa-apa"

Meskipun gajinya ia berikan kepada ibunya sepenuhnya, Wagiman masih saja mendapat uang di luar gaji. Wagiman merasa heran memikirkan hal itu,
"Berarti jika gajiku kuberi ke ibu semua gak papa dong! gak ada ruginya dong"
Tekad Wagiman bertambah kuat untuk memberikan seluruh gajinya pada ibunya. Karena ia yakin, ketika diberikan pada ibunya, pasti akan diganti oleh Allah. Sang pemberi rezeki.

Dan pada suatu hari, Wagiman sedang mengantarkan seorang bapak pengusaha ke rumahnya. Entah kenapa pengusaha itu terlihat sedang kusut mukanya. Wagiman merasa iba dengan penumpangnya itu. Mungkin ia sedang dilibat masalah bisnis yang sangat berat.
"PAk... Bapak kenapa? kok keliatan sedih seperti itu?" Wagiman mulai membuka pembicaraan.
"Aah.. kamu ini... Mau tau aja" Bapak itu masih keliatan kesal.
"Ya... mungkin saya bisa bantu, pak"
Bapak itu mulai bertambah sedikit kesal
"Kamu ini... Tukang sopir taksi bisa bantu saya apaan?!" tuh, dia menyentak. Tapi Wagiman tetap santai menanggapinya.
"Saya kan bisa bantu do'a, pak"
Dan pengusaha itu kaget dan diam sejenak. Memikirkan ada benarnya juga perkataan sopir taksi itu.
"ee..."
"benar juga ya kamu.."
Wagiman hanya tersenyum pada bayangan wajah penumpangnya yang terpantul di spion tengah (??)

"Saya ini lagi banyak hutang, mas. Ingin sekali saya menutupi hutang-hutang saya agar saya bisa buka usaha lagi. Untuk nutupin hutang saya itu, saya sedang menjual tanah seharga 1 M. tapi sialnya gak laku-laku sampe sekarang gitu lho"
"Oooh..." Wagiman mencoba memutar pikiran. berharap ada yang bisa ia lakukan untuk membantu bapak itu. Tak cuma hanya berdo'a. Terpikir satu ide.
"Bagaimana kalau saya bantu jual tanah bapak itu?"
Pengusaha itu terkejut lagi.
"Kamu ini... Emangnya bisa?! Saya yang punya rekan bisnis yang juga pengusaha kaya saja tidak laku-laku?! Bagaimana dengan kamu??!!"

"Saya punya Allah, pak"
Betapa terkejutnya bapak pengusaha itu melihat dengan santainya supir taksi itu menjawab. Terkejut sekaligus takjub. Betapa shalih pria yang mengantarkan dirinya pulang itu.
"Saya punya Allah yang Maha Memiliki orang-orang di Dunia ini. Termasuk juga pengusaha-pengusaha kaya"
Benar-benar tercengang! tak mungkin ia bisa mengingkari pernyataan supir taksi itu. Karena itu memang benar.
"Aah.. baiklah, mas. Saya hargai kesediaan mas untuk membantu saya. Jika tanah saya terjual lewat tangan mas... tentu akan saya beri fee  buat mas"
Wagiman merasa senang, termasuk juga pengusaha itu. Tampaknya ia kelihatan lebih tenang sekarang. Tidak sekusut awal pertama bertemu.

Setelah kesepakatan itu, Wagiman lebih giat berdo'a dan beribadah dan tentu saja ia juga berusaha menyebarkan berita dijualnya tanah itu baik kepada kenalannya maupun kepada para penumpang yang ia angkut.

3 Minggu berlalu, akhirnya Wagiman mendapatkan seorang pembeli tanah! Wagiman merasa sangat senang sekali, akhirnya dia bisa sepenuhnya membantu penjualan tanah itu.

Pengusaha pemilik tanah itu pun merasa sangat terbantu dan pada akhirnya ia memberikan fee yang telah disepakati melalui sebuah amplop yang dikirimkan langsung ke rumah Wagiman.

Tanpa disadari, isi dari fee itu ternyata lebih besar jumlahnya. yaitu Rp 1.200.000.000. (berapa itu hayo??)

Yaah, banyak jalan yang Allah pilih untuk menurunkan rezeki kepada hamba-hambanya jika hamba itu mau terus dan tawakal dan tetap ikhtiar mencari jalan yang Allah pilih itu. Demikian kisah saya paparkan yang terinspirasi dari kisah yang disampaikan Ustadz Yusuf Mansur di salah satu acara Televisi Swasta, semoga bermanfaat dan bisa menjadi pelajaran. Amin Yaa Rabbal 'Aalamiin.

No comments:

Post a Comment